Skip to content

Kegiatan Daerah

Mengembangkan Potensi yang Berkualitas

line

Menjadi Orangtua Update dengan Literasi Digital

Penulis: Nailul Mona Farqen Aji P (Anggota IIPOJK KOJT)

“Jangan paksa anakmu untuk menjadi seperti dirimu karena mereka tidak terlahir di zamanmu” – Ali bin Abi Thalib

Sebagai orang tua sudah semestinya kita selalu belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman agar dapat membimbing putra-putri kita dengan optimal. Terlebih lagi dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini. Siapa sih yang di tahun 2024 ini tidak memanfaatkan smartphone? Atau, masih adakah yang tidak mengakses media sosial di tengah banyaknya berita-berita viral? Saat ini kita hidup di era digital 5.0 sehingga suka tidak suka kita dan anak-anak kita akan terpapar teknologi dan perangkat digital.

Sebenarnya tantangan untuk selalu beradaptasi dengan teknologi bukanlah hal asing bagi kita, lho. Karena mayoritas dari kita adalah Gen X (lahir tahun 70an) dan millennial (lahir tahun 80-90an) yang merupakan generasi yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi. Kita pernah mengalami era berkirim salam via radio; menonton TV bersama keluarga – mulai dari TV tabung hingga TV layar datar; menjelajah internet sejak sambungannya harus terkoneksi dengan telepon hingga saat ini serba wireless; mengambil foto dengan kamera analog, kamera dengan roll film, hingga kamera canggih di smartphone;  serta beberapa kali mengalami pergantian tren handphone dan laptop. Kita hebat, karena selama ini mampu adapt dan adopt perkembangan teknologi.

Namun lain halnya dengan anak atau adik kita. Mereka adalah Gen Z (kelahiran 1999-2009) dan Gen Alpha (kelahiran diatas 2010 ). Mereka sangat familiar dengan teknologi digital sehingga sering disebut dengan internet kids atau digital native. UNtuk Gen Alpha, mereka bahkan sejak lahir sudah terbiasa dengan personal gadget, teknologi layar sentuh, dan IoT (Internet of Things).

Tidak bisa dihindari, perkembangan zaman pasti akan sejalan dengan perkembangan teknologi. Anak-anak Gen Z dan Gen Alpha sebagai generasi internet sudah pasti lebih mahir mengoperasikan dan mempelajari teknologi baru. Sebagai orangtua, kadang kita dianggap kudet alias kurang update. Namun itulah tantangan yang dihadapi oleh para orangtua saat ini dimana kita tidak sendirian dalam membesarkan anak, melainkan ‘ditemani’ oleh handphone, internet, tiktok, artificial intelligence (AI), dan semacamnya.

Anak-anak Gen Z dan Gen Alpha adalah generasi yang pintar dan tidak bergantung pada orang tua sebagai sumber informasi. Padahal tentu kita ingin menjadi orangtua yang berperan sebagai sosok yang dipercaya dan dapat diandalkan oleh anak-anak kita. Maka dari itu sebagai orangtua sudah semestinya kita meningkatkan literasi digital agar mampu membimbing anak-anak kita di tengah gempuran informasi dan pengaruh internet sekaligus mencoba menyelami dunia yang mereka hadapi.

Apa itu literasi digital? Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai konteks, berbagai format, dan berbagai perangkat. Literasi digital dianggap sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh orang-orang yang hidup di era digital. Literasi digital tidak sesederhana mampu mengoperasikan smartphone dan aplikasi di dalamnya, tapi juga bagaimana menciptakan konten via smartphone tersebut, mengelola informasi secara bijak, mengatur penggunaan teknologi dengan aman serta bertanggung jawab, dan sebagainya. Kemampuan literasi digital yang baik terkait juga dengan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan beradaptasi dan belajar, serta memahami informasi dan menyampaikan opini.

Sebagai orangtua, kita harus membekali diri kita sekaligus anak-anak dengan kemampuan literasi yang baik. Dengan orangtua memiliki literasi yang baik, idealnya dapat membimbing anak-anak untuk memiliki kemampuan literasi yang baik pula. Terlebih dengan karakteristik Gen Z dan Gen Alpha yang cenderung lebih mandiri dalam pengambilan keputusan, orang tua harus memupuk kedekatan (bonding) dan memahami dunia mereka. Latih diri kita untuk menjadi orangtua yang open-minded, dengan mengerti bahwa dunia anak-anak saat ini jauh berbeda dengan dunia kita dahulu.

Kita tidak bisa melarang mereka menggunakan smartphone di masa sekolah, atau memanfaatkan AI saat belajar, atau bahkan melarang membuat akun sosial media. Yang harus kita lakukan adalah membekali mereka dengan kemampuan literasi digital serta mencoba untuk mengenali dunia yang mereka sukai supaya kita dapat memantau mereka dalam kegiatan pemanfaatan teknologi digital. Yang harus kita lakukan adalah memberi mereka jalan dan kepercayaan agar anak-anak dapat berkembang.

Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas. Ibu-ibu yang memiliki tingkat literasi tinggi akan mampu membimbing anaknya untuk memiliki literasi yang tinggi pula.

Semangat untuk ibu-ibu IIPOJK

Need help? Let's chat with us!

Hi, What can i do for you? 00.00

Sekretariat IIPOJK

Hai, ada yang mau ditanyan? 00.00