Kegiatan Pusat
Mengembangkan Potensi yang Berkualitas
Menjaga Hati Dari Rasa Kecewa
Penulis: Devi Maulana
Kecewa karena tidak diperhatikan pasangan? Kecewa karena anak tidak menuruti nasehat kita? Kecewa karena teman menghianati kita? Setiap kita pasti pernah merasa kecewa. Itu adalah hal alamiah yang dimiliki oleh manusia. Namun apabila berlama-lama dengan rasa kecewa maka akan muncul acuh, marah, dendam, dan bahkan memutuskan silaturahmi.
Adakah cara menjaga hati dari rasa kecewa? Rohani Islam IIPOJK Pusat, pada 4 september 2024 (pukul 09.00 -11.00) mengundang Ustadzah Dra Hj Yati Priyati M.Ag untuk membahas hal tersebut dalam kajian melalui zoom.
Beliau menyampaikan agar terhindar dari sifat buruk diatas dan dapat menjaga hati dari rasa kecewa, kita harus banyak syukur. Rasa syukur itu bagaikan vaksin dan vitamin bagi hati kita.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim: 7)
Ustadzah Yati menambahkan bahwa selain syukur, umat muslim patut menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Seperti firman Allah dalam QS Al-Baqarah (153) yang menyiratkan makna bahwa sabar dan shalat adalah penolong yang penting dalam kehidupan manusia.
Dari ayat tersebut tergambarkan bahwa:
- Sabar adalah bagian dari solusi yang sangat bermakna dalam hidup. Sabar merupakan awal dari kejernihan hati dan pikiran
- Shalat adalah sarana untuk mendapatkan solusi. Shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar, serta siksa neraka. Shalat juga dapat menghubungkan manusia secara langsung dengan Sang Pencipta.
Cara Para Nabi Mengatasi Rasa kecewa.
Seperti Nabi Yakub yang matanya memutih karena menangis, Nabi Musa yang kecewa karena diusir dari kampungnya sendiri, ataupun Nabi Adam dan Hawa yang penuh penyesalan dan kekecewaan karena memakan buah quldi. Intinya, semua nabi pernah merasakan kekecewaan. Namun beliau semua mengatasi rasa kecewa itu dengan berdoa kepada Allah.
Ada 6 cara untuk mengatasi rasa kecewa yaitu:
- Dzikir yang menyentuh sebagai upaya memperbaiki diri.
- Introspeksi/ muhasabah diri untuk membangun energi baru
- Ridho atas ketentuan Allah,
- Sabar. Hal ini harus disadari bahwa hidup penuh dengan ujian dan sabar itu bisa dijadikan tolak ukur keimanan seseorang
- Sholat. Sholat dapat mendatangkan solusi atas permasalahan kita. Namun sholat dengan kesabaran dan tuma’ninah yang dapat memberikan semua itu.
- Khusnudzhon (berprasangka baik)
Menyikapi orang yang selalu Berprasangka Buruk Serta Mencari-cari Kesalahan
Ustadzah Yati mengungkapkan bahwa orang bijak tau kapan dia harus fokus dan kapan dia harus tidak ambil peduli atas prasangkaan orang terhadap dirinya. Tidak semua persoalan perlu diklarifikasi apalagi ketika klarifikasi itu tidak memunculkan perubahan.
Maka jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah:
- Diam
- Menjauh (bukan berarti memutuskan silaturahmi namun menjaga jarak untuk menghindari permusuhan)
- Menyibukkan diri dengan hal lain yang lebih bermanfaat
- Fokus pada orang yang mencintai dan menghargai kita
- Memperbanyak dzikir dan doa. Doa tersebut adala sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ، وَنَجِّنَا مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
(Allohumma allif baina qulubina wa ashlih zata bainina wahdina subulas salami wa najjina minadz dzulumati ilan nuri wa jannibnal fawahisya ma dzahara minha wama bathana)
Artinya: ”Ya Allah, pertautkanlah di antara hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukkan kami jalan kedamaian, selamatkan kami dari kegelapan menuju kepada terang, jauhkan kami dari semua keburukan, yang tampak maupun yang tidak tampak”
Editor: Inna Muchlasin