Kegiatan Pusat
Mengembangkan Potensi yang Berkualitas
ALLAH SELALU MENGAWASI KITA
Penulis: Devy Maulana & Ina Farid
Kajian Rohani Islam yang diadakan secara rutin setiap Selasa/ Rabu pekan pertama di awal bulan selalu disambut antusias oleh anggota IIPOJK baik yang di pusat maupun di daerah. Kajian diawali dengan pelajaran tahsin selama satu jam, yaitu pada pukul di jam 08.00 – 09.00 WIB, yang dipandu oleh Ustadz Meterum Abidin. Kemudian dilanjutkan dengan tausiah yang diisi oleh ustadz/ustadzah yang berbeda setiap bulannya, tergantung tema kajian.
Untuk bulan Juni dimana Kajian Rohani Islam dilakukan pada tanggal 11, tausiah disampaikan oleh ustadzah Siti Fathiyah Lc.MA dari pukul 09.00 WIB sampai 11.30 WIB. Cara penyampaian beliau yang lemah lembut dan memakai bahasa yang mudah dimengerti membuat kajian terasa ringan. Sehingga tema kajian mengenai ‘Allah selalu mengawasi kita’ sangat menyentuh hati para jamaah yang hadir.
Dalam kajiannya beliau menuturkan bahwa karena Allah selalu mengawasi kita dan juga mencatat semua amal-amal kita, maka Allah mengetahui semua kebutuhan kita. Sehingga permohonan atas segala kebutuhan kita, segera sampaikan pada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Mukmin ayat 60: “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu.
Ustadzah Fathiyah menyampaikan bahwa saat ini umat muslim berada di dalam bulan baik, bulan haram. Dimana dalam Islam ada empat bulan Haram, yaitu Bulan Dzulqa’dah, Bulan Dzulhijjah, Bulan Muharram, dan Bulan Rajab. Selama bulan haram, amalan manusia dilipatgandakan pahalanya. Amalan tersebut antara lain duduk di majelis ilmu, sholat sunnah, puasa sunnah, sedekah, dzikir, istighfar, takbir, berqurban.
Selain ibadah-ibadah yang termasuk dalam kategori hablum minallah (hubungan makhluk dengan Allah SWT), kita juga perlu ibadah hablum minannas (hubungan baik antar manusia satu dengan manusia lainnya).
Karena tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, seperti yang tertuang dalam QS Az Zariyat ayat 56 (“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”), maka rangkaian kehidupan manusia di bumi adalah selalu dalam upaya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua bentuk ibadah seperti tersebut diatas patut diamalkan secara kontinyu.
Dengan dilakukannya ibadah-ibadah tersebut diharapkan ketaqwaan kepada Allah akan semakin meningkat. Ketaqwaan kepada Allah niscaya akan membuat manusia mendapatkan bonus berupa semua masalah terurai/ ada solusinya, rezeki datang dari arah yang tak disangka-sangka, serta disayang Allah SWT.
Ketika hamba Allah SWT menyayangi hambanya itu maka manusia akan diberikan ujian yang apabila kita lulus dari ujian. Setelah itu pahala besar akan mengalir kepada kita.
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
‘Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu’.(Qs. At thalaq ayat 3)
Ujian terhadap orang-orang muslim adalah berupa ujian dari yang terdekat dengan kita, seperti anak, pasangan, orang tua. Hal ini seperti tertulis dalam Qs Luqman ayat 16:
خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ
“(Lukman berkata), ‘Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha teliti”
Jika Allah menghendaki kebaikan dari seorang hamba maka Allah akan mempertemukan dia dengan orang-orang baik (sholih dan sholihah) dan membuat manusia gelisah ketika melakukan dosa. Namun jika Allah menghendaki keburukan dari seorang hamba maka Allah akan membiarkan dia banyak berbuat dosa. Oleh karena itu kita harus selalu meyakini bahwa Allah SWT selalu mengetahui apa yang kita perbuat karena Allah lebih dekat dari urat leher kita (‘Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya’: QS Qaaf : 16). Selain itu selalu mengingat bahwa ada malaikat yang (yaitu Raqib dan Atid) yang bertugas mencatat semua amal baik buruk kita, sepanjang hari tanpa absen sedikitpun.
Hal-hal tersebut diatas membuat adanya rasa muraqabah, yaitu merasa dipantau oleh Allah. Tugas kita sebagai pribadi adalah selalu menyadari hal tersebut, dan tugas kita sebagai orang tua adalah menyadarkan anak-anak kita akan adanya muraqabah tersebut.
Selain penyajian yang menyentuh hati, menariknya tema yang diberikan membuat para peserta banyak melontarkan pertanyaan. Bahkan ketika acara ditutup oleh ustadzah Fathiyah dengan doa, obrolan masih berlanjut.
Semoga Allah selalu meringankan langkah kita untuk kebaikan dan mengajak orang lain untuk menuju kebaikan. Wallahu alam bishowab.
(Editor: Inna Muchlasin)